Juara Pertama Lomba Menulis Dongeng 2012 |
Saat
melihat Nari si burung kenari di atas pohon sedang merapihkan bulu-bulunya,
Tonpi memanjat untuk mendekatinya.
“Hai,
perkenalkan namaku Tonpi?”sapa Tonpi dengan senyuman manis ketika ia sudah di samping
Nari.
Nari
yang tadi khusyuk dengan bulu-bulu indahnya tersentak kaget ketika melihat
siapa yang menyapanya. Ia lekas terbang terbirit-birit dengan kicauan
ketakutan.
“Lho,
kok dia terbang?” heran Tonpi bertanya-tanya, “Ah, mungkin ia sedang
terburu-buru.”
Tonpi
kembali turun dari pohon. Ia mencoba mencari teman yang lain di hutan itu.
Kini
Tonpi sedang mengamati Rabi si kelinci mengunyah-ngunyah di tengah rerumputan.
“Hai,
apa kabar? Kenalan yuk, aku Tonpi?” katanya ketika sudah di samping Rabi.
“Puih!”
Rabi menyemburkan kunyahan rumputnya ke wajah Tonpi lalu loncat terbirit-birit.
Tonpi
yang tidak menyangka wajahnya disembur hanya tersenyum tabah. Untung tak jauh
dari sana ada sungai kecil sehingga ia bisa membersihkan serpihan rumput di
wajahnya.
“Ah,
mungkin ia kecewa rasa rumput ini tidak enak,” gumam Tonpi usai membersihkan
wajah, ”Jadi, tak sengaja ia membuangnya di wajahku.”
Di
seberang sungai itu ternyata ada seekor rusa sedang minum. Tonpi yang
melihatnya langsung mendekat dengan meniti di atas jembatan.
“Barangkali
ia mau berkenalan denganku,” antusiasnya.
Tapi,
Rosa si rusa sudah berlari pergi karena menyangka Tonpi mendekat hendak bermaksud
jahat.
Tanpa
lelah dan tetap optimis, Tonpi masih berusaha mencari teman baru dari ujung ke
ujung hutan itu. Namun, hingga sore tak ada satu pun yang mau berkenalan
dengannya. Akhirnya ia pulang.
“Tolong!
Tolong!”
Tiba-tiba
Tonpi mendengar suara ramai minta tolong. Ia menghentikan langkahnya menoleh ke
belakang. Ternyata dua orang pemburu sedang menggotong beberapa binatang. Tonpi
diam-diam mendekat.
“Lho,
itukan si kenari, si kelinci, dan si rusa.” serunya dalam hati.
Memang
benar. Kedua pemburu itu sedang memanggul rusa dengan tongkat. Sementara burung
kenari dan kelinci terkurung di dalam sangkar bambu.
“Aku
harus menolong mereka,” geram Tonpi lalu menjulur lehernya dan mematuk betis
salah satu pemburu itu.
“Aduh!”
rintih seorang pemburu melepaskan panggulannya jatuh terduduk.
Melihat
yang terjadi pada temannya, pemburu lainnya marah lalu memukul Tonpi dengan
sebilah kayu. Tonpi yang tak sempat mengelak terkapar dipukul berkali-kali.
Pemburu itu kemudian lekas-lekas menggotong temannya kabur meninggalkan hasil
buruannya.
Rosa
yang berhasil melepaskan tali ikatan kakinya kemudian membuka pintu sangkar
dimana Nari dan Rabi dikurung. Mereka bernapas lega karena selamat. Lalu mereka
bergegas menghampiri penolong yang terkapar di tanah.
“Lho,
ini kan ular yang hendak berkenalan denganku,” sentak Nari si burung kenari.
“Iya,
ular ini adalah ular yang aku ludahi wajahnya. Aku takut ia memakanku,” kata
Rabi si kelinci.
“Aku
juga sempat melihatnya di sungai. Aku kira ia mendekatiku untuk membunuhku,”
Rosa menambahkan.
Ketiga
binatang itu terpaku menyesali diri karena telah berprasangka buruk terhadap ular itu.
***
Pesan Moral
Adik-adik,
janganlah cepat-cepat mencurigai atau berprasangka buruk terhadap orang lain.
Tetapi kita harus terlebih dahulu mencari tahu apa tujuannya mendekati kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar