Bung
Kelinci dan Teman-temannya. Itulah judul buku karya Enid Blyton terbitan
Gramedia, tahun 1986 yang paling favorit bagi saya. Mengapa? Karena
cerita-ceritanya bikin nyengir, senyum-senyum sendiri bahkan tertawa.
Sebagian
besar cerita dalam buku yang saya dapat di Indonesia Book Fair 2012 ini memang tentang kecerdikan Bung Kelinci dalam
mengelabui Pak Serigala, Pak Beruang dan Bang Rubah.
Karena
sangat menyukainya inilah saya terpikir ingin membuat kisah Bung Kelinci yang
cerdik versi saya. Syukur-syukur saya bisa menambah koleksi ceritanya hingga
kelak menjadi calon buku.
Sebenarnya
sudah ada enam cerita yang berhasil saya buat. Salah satunya, "Bung
Kelinci yang Cerdik" pernah saya ikutkan dalam lomba dan berhasil menjadi
pemenang harapan.
Berikut ini lima paragraf
awal cerita lainnya yang saya buat tentang kisah kecerdikan Bung Kelinci.
BUNG KELINCI TERKENA JERAT
Oleh : Ganda Rudolf
“Hei,
sedang apa kau Bung Kelinci?” seru Bang Rubah ketika melintasi hutan dan
melihat Bung Kelinci terayun-ayun dengan kepala di bawah sementara kaki terikat
pada tali yang menggantung di atas pohon. bersambung...
(Cerita ini tentang Bung Kelinci yang sedang terjerat di atas
pohon sementara Bang Rubah melihatnya. Cemas apabila rubah itu tahu maka
dirinya gampang ditangkap, Bung Kelinci harus mengelabuinya. Nah, bagaimana
akal Bung Kelinci ? )
GARA-GARA
TIMBANGAN
Oleh : Ganda
Rudolf
Bung
kelinci baru saja mencoba-coba timbangan yang menggeletak begitu saja di depan
kebun Pak Tani. Biasanya alat itu dipakai untuk menimbang sayur mayur
hasil panen. bersambung...
(Secerdik-cerdiknya Bung Kelinci, tetap saja dia kelinci tak
sempurna.
Ketika Bung Kelinci bermaksud membantu Pak Beruang yang sedang
ribut dengan Kakek Kura-kura perihal berat wortel yang dibelinya, Bung Kelinci
menyarankan menggunakan timbangan Pak Tani. Tapi timbangan itu justru membuat
masalah. Ada apakah dengan timbangan itu?)
PAK BERUANG DAN SEKARUNG
WORTEL
Oleh : Ganda Rudolf
“Huah!
Alangkah panasnya!” gerutu Bung Kelinci berjalan sempoyongan, lidah dijulurkan,
napas tersengal-sengal, keringat bercucuran. Seperti binatang teler
rupanya. bersambung...
(Di cuaca yang panas, Bung Kelinci nyaris mati kehausan. Tiba-tiba
Pak Beruang menyerobotnya dengan sekarung wortel dipanggul. Maka terbitlah air
liurnya akan isi karung yang gemuk itu. Apa yang dilakukan Bung Kelinci? )
PAK BERUANG PANEN WORTEL
Oleh : Ganda Rudolf
Bung
Kelinci kesalnya bukan main. Ia hendak meminjam wortel Pak Beruang tidak
diberi. Padahal besok Pak Beruang panen wortel besar-besaran. bersambung...
(Makanya, jadi Beruang
jangan pelit-pelit!
Mungkin nasihat ini cocok
untuk Pak Beruang. Karena ia tak mau meminjamkan beberapa wortel kepada Bung
Kelinci disaat makin sulitnya mencuri sayur mayur Pak Tani sebab banyak
terpasang jerat di kebun, Bung Kelinci melampiaskan kekesalannya dengan memberi
pelajaran pada beruang pelit itu. Seperti apa pelajaran yang diberi Bung
Kelinci?)
PAK SERIGALA YANG INGIN
JADI GEMBALA
Oleh : Ganda Rudolf
“Hei,
Bung Kelinci! Kebetulan. Kemarilah!”
Bung
kelinci yang tadi sudah berusaha mengendap-endap melewati rumah Pak Serigala
dengan tujuan menghindar pemilik rumah pemakan daging, terpaksa menahan
kakinya. bersambung...
(Pak Serigala ingin jadi
gembala? Nggak salah?!
Bung Kelinci terkejut
mendengarnya. Tujuan itu memang baik, tapi ia tak percaya Pak Serigala bisa
menjadi gembala yang baik. Jangan-jangan itu akal-akalan saja. Karena sepanjang
hidupnya, tak ada serigala yang bisa menahan liurnya ketika berhadapan dengan
mahluk berdaging lezat. Lalu bagaimana cara Bung Kelinci agar serigala itu
mengurungkan niatnya?)
wah, keren ide ceritanya, salam kenal ya. :D Aku dari Lampung juga nih..
BalasHapussalam kenal juga :D. Terima kasih sudah mengunjungi blog ini. Ya, semoga Buku Cerita Bung Kelinci bisa saya wujudkan..
Hapus