Jumat, 17 Januari 2014

HAHAHA, Udah Tua Kok Baca Buku Anak!

Mungkin itulah ejekan sinis (Bisa langsung diucapkan, bisa pula lewat senyuman penuh arti, bahkan memandang secara aneh) teman, kolega, atau keluarga sendiri ketika kita  kepergok sedang asyik (memang hobi) membaca buku-buku anak seperti : Majalah Anak, Novel Anak, Cergam Anak, Komik, dll.
Bisa jadi, untuk menghindari rasa malu ada yang secara sembunyi-sembunyi membacanya. Merepotkan, ya?
Padahal bila memahami apa itu Cerita Anak, kita justru tidak perlu merasa kecil hati.
Baiklah, berikut pengertian Cerita Anak yang saya kutip dalam buku “Menulis Kreatif Cerita Anak” oleh Heru Kurniawan, Penerbit Akademia.

Pertama,
Cerita anak itu bukan cerita yang (harus) ditulis anak-anak. Kenapa? Ya, yang ditulis anak-anak pasti cerita anak, tetapi anak masih terbatas pengalamannya, imajinasinya, penghayatan nilainya, dan petualangan hidupnya, dan semua ini hanya dimiliki oleh orang dewasa. Maka, ORANG DEWASA perlu menulis cerita anak agar pengalaman, imajinasi, pemahaman nilai anak bertambah banyak dan luas.
Kedua,
Yang membaca cerita anak bukan harus anak-anak. Kenapa? Karena pengalaman, pengetahuan, pemahaman, dan perkembangan moral anak masih terbatas. ORANGTUA perlu membaca cerita anak dengan tujuan untuk mengkomunikasikan dan menjelaskannya kepada anak, sehingga anak bisa memahami, menikmati, dan mengambil nilai dari cerita anak.
Kedua hal diatas memberi pengertian bahwa dalam mengembangkan dunia cerita anak dibutuhkan ORANG DEWASA dengan tugas : menjadi penulis cerita anak dan menjadi pendamping saat anak mendengar atau membaca cerita anak.
Jadi, apakah kita harus mulai berhenti membaca Buku Anak hanya gara-gara malu nanti ditertawakan orang lain?
Bila masih merasa kecil hati, coba ingat-ingat! Jangan-jangan salah satu temanmu itu penggila Playstation. Atau kolegamu punya koleksi miniatur Power Rangers. Bahkan saudaramu marah kalau diganggu sedang khusyuk merakit Tamiya. Bukankah semua itu sebenarnya hobi-hobi anak-anak? Hehehe.  Ganda Rudolf


2 komentar:

  1. benar Mas. Yang berpikir agak miring itu sebenarnya belum tahu. Yah dimaklumi saja..hehehe

    BalasHapus
  2. Terimakasih sudah mampir, Mbak Nia Wardany. Sempet bingung saya cek di FB kok nggak ada nama Ketty Husnia. Ternyata nama pena dari Mbak. Hehehe

    BalasHapus